Mengenal Sosok Sandiaga Uno & Lo Kheng Hong, Crazy Rich Stock Investor Indonesia

Crazy Rich Stock Investor
Sandiaga Uno dan Lo Kheng Hong adalah dua Crazy Rich Stock Investor Indonesia

DEJAVANEWS.com – Sandiaga Uno dan Lo Kheng Hong adalah dua Crazy Rich Stock Investor Indonesia. Keduanya memiliki background keluarga, pendidikan dan bahkan karir yang sangat berbeda. Namun kini mereka memiliki persamaan yaitu sama-sama kaya raya karena saham.

Kebanyakan orang mengira bahwa mereka berdua sudah memiliki modal besar sebelum berinvestasi. Padahal semua itu mereka mulai dari nol. Mulai dari memanfaatkan gaji bulananya sebagai karyawan dan bahkan ada yang menjual cincin berharga sang istri.

Berikut kisah awal Sandiaga Uno dan Lo Kheng Hong sebelum menjadi Crazy Rich Stock Investor Indonesia.

Kisah Sandiaga Uno

Siapa yang tidak kenal sandiaga Uno, pasti semua orang Indonesia kenal sama pria kelahiran Kota Pekanbaru pada 28 juni 1969 lalu ini. Mungkin kebanyakan orang mengenalnya sebagai seorang politisi muda dan pengusaha yang kaya raya akan tetapi mereka tidak tahu jika sandi memperoleh harta kekayaannya dari pasar modal.

Sandiaga Uno adalah lulusan Amerika Serikat. Ia lulus dengan predikat Summa Cumlaude dari Wichita State University. Sandi memulai karirnya pada tahun 1990 sebagai pegawai di Bank Summa. Ketika bekerja di Bank Summa dia pun bertemu pemilik Bank Summa, William Soeryadjaya yang menjadi gurunya.

Setahun bekerja sebagai pegawai, Sandiaga Uno pun mendapat beasiswa S2 di Universitas George Washington Amerika Serikat. Saat itu dia pun lulus dengan IPK 4,00. Kemudian di tahun 1993 ia pun bergabung dengan perusahaan asa Singapura, Seapower Asia Investment Limited sebagai manajer investasi.

Baca Juga  5 Tabungan yang Harus Dipersiapkan Sejak Dini

2 tahun berselang Sandiaga Uno pindah ke perusahaan Kanada NTI Resources Ltd sebagai Executive Vice President dengan penghasilan yang besar. Namun krisis tahun 1997 membuatnya kehilangan pekerjaan karena perusahaan tempat dia bekerja bangkrut.

Ia pun kembali ke Indonesia, dan sempat menjadi pengangguran. Lamaran yang dikirim ke berbagai perusahaan tak ada yang meliriknya. Sampai dia pun membawa istrinya tinggal di rumah orang tuanya. Bahkan ia rela menjual cincin istrinya sebagai modal usaha.

Bermodal penjualan cinci istrinya, ia pun mencoba peruntungan baru dengan membuka perusahaan financial consultan bernama PT Recapital Advisors bersama Rosan Perkasa Roeslani, temannya semasa SMA.

Kemudian Sandi pun bertemu  putra William Soeryadjaya pendiri PT Astra Internasional bernama Edwin Soeryadjaya. Waktu itu Edwin juga mengalami kesulitan keuangan ditawari Sandi untuk membangun usaha berbasis investasi.

Keduanya pun sepakat mendirikan PT saratoga Investama Sedaya. Perusahan investasi yang bidang usahanya meliputi pertambangan, telekomunikasi dan produk kehutanan. Berbekal pengalamannya saat bekerja di perusahaan investasi dia pun memakai networking yang baik dengan perusahaan serta lembaga keuangan dalam dan luar negeri.

Baca Juga  Cara Mendapat Cuan Cepat di Pasar Saham Menurut Bursa Efek Indonesia

Berkat usahanya tersebut Sadiaga Uno di Tahun 2013 menjadi  orang terkaya nomor ke-47 di Indonesia dengan total kekayaan sebesar 60 juta Dollar.

Kisah Lo Kheng Hong

Lo Kheng Hong adalah orang kaya yang awal hidupnya sangat memperihatinkan. Semasa kecil sudah pernah merasakan hidup susah susah. Pria yang lahir 20 Februari 1959 di Jakarta ini pernah tinggal di sebuah rumah yang hanya selebar 4 meter.

Karena kondisi ekonominya yang kurang, ia langsung bekerja setelah tamat SMA dan baru melanjutkan kuliah ke jurusan Sastra Inggris di Universitas Nasional di Jakarta setelah bekerja. Sambil kuliah dia pun bekerja di PT Overseas Express bank sebagai tata usaha.

Lo Kheng Hong pertama kali terjun ke pasar modal dengan membeli saham PT Gajah Surya Multi Finance saat IPO di Bursa Efek Jakarta. Modalnya saat itu tidaklah besar. Ia hanya menggunakan sisa dari gajinya. Dia pun merugi dari pembelian saham pertamanya ini. Harga saham tersebut turun dan terkunci yang membuatnya terpaksa menjualnya di harga lebih rendah dan mengalami kerugian.

Namun kerugian tersebut tidak membuat Lo Kheng Hong jera belajar berinvestasi saham. Ia belajar saham secara otodidak. Buku-buku tentang investasi Warren Buffett menjadi bacaan wajibnya. Pada tahun 1990 ia pun pindah bekerja di Bank Ekonomi pada bagian pemasaran, dan pada tahun 1991 ia menjabat sebagai kepala cabang di Bank Ekonomi.

Baca Juga  Cara Mengatur Keuangan dengan Gaji yang Pas-pasan

Pada tanggal 1996 setelah bekerja selama 17 tahun Ia memutuskan untuk Berhenti bekerja dari Bank Ekonomi. Setelah memutuskan untuk berhenti bekerja dari Bank Ekonomi, ia pun berkonsentrasi penuh menjadi seorang investor saham dengan pengalaman pribadinya.

Setelah memulai menjadi investor pada tahun 1989, Lo Kheng Hong mengalami kerugian besar pada tahun 1997, karena krisis finansial terjadi. Cobaan hidupnya semakin berat kala itu karena mengalami kerugian besar dan baru saja memutuskan berhenti bekerja, sehingga tak punya penghasilan apapun.

Meski tak punya pengasilan Lo Kheng Hong tak berhenti bermain Saham. Ia terus membeli saham-saham perusahaan yang dianggapnya bagus, salah satunya membeli saham PT United Tractors (UNTR) saat harganya masih 250 rupiah per lembar. Lo Kheng Hong membelanjakan 1,5 Milliar.

Namun pembeliannya akan saham  UNTR memberikannya untung berlipat-lipat karena harga sahamnya naik. Dari penjualan sahamnnya tersebut. Kini Lo Kheng Hong pun memiliki aset bernilai Rp 2,5 triliun.

(*/dejavanews.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *